Rayakan 75 Tahun Persahabatan: RI-PBB Luncurkan Prangko Soekarno dan Token Emas Biru

Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menorehkan sejarah baru dalam peringatan Hari PBB 2025. Memperingati 75 tahun terjalinnya kerja sama dan persahabatan yang solid, kedua pihak secara resmi meluncurkan prangko dan token peringatan eksklusif dalam sebuah seremoni di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Peluncuran simbol persahabatan ini dilakukan bersama oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Tri Tharyat dan Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabharwal.

Dalam sambutannya, Tri Tharyat menekankan makna filosofis di balik benda-benda filateli tersebut. “Prangko dan token ini menceritakan kisah tentang peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan menjalankan diplomasi,” ujarnya.

Tri Tharyat juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI serta PT Pos Indonesia atas konsistensi mereka. Dua lembaga ini dinilai konsisten berpartisipasi dalam peringatan Hari PBB selama beberapa tahun terakhir melalui penerbitan prangko peringatan.

“Kami menerbitkan juga tahun lalu, begitu pula di tahun sebelumnya,” tambahnya, menegaskan tradisi yang telah mengakar.

Token Simbol Perjalanan Abadi

Di sisi PBB, Kepala Perwakilan Gita Sabharwal mengungkapkan bahwa token yang diluncurkan bersama prangko tersebut bukan sekadar koleksi, melainkan simbol nyata persahabatan Indonesia dan PBB yang diyakini akan terus berkembang kuat di masa depan.

Sabharwal menggunakan bahasa puitis untuk menggambarkan token tersebut. “Token ini berwujud dan merupakan lambang perjalanan bersama yang abadi. Ditempa dari tanah ini, dibentuk oleh kemitraan kita, dan dibina supaya tahan lama,” katanya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa kemitraan RI-PBB adalah ikatan yang lahir dari bumi Indonesia.

Desain Prangko dan Token Penuh Makna

Prangko edisi spesial ini menampilkan sosok monumental: Presiden pertama RI Soekarno. Foto yang dipilih adalah saat Bung Karno berpidato di Jakarta pada tahun 1949, momen krusial setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dan menjelang bergabungnya Indonesia ke PBB pada 28 September 1950.

Desainnya dibuat dengan gaya avant-garde, menampilkan latar belakang warna-warni yang dinamis. Gaya visual ini bukan tanpa arti; ia mencerminkan semangat Indonesia yang selalu siap dan antusias untuk berpartisipasi aktif dalam kerja sama dan persahabatan global.

Sementara itu, token peringatan memiliki detail artistik yang kaya. Dibuat dari bahan tembaga dan seng asli Indonesia, token bundar berdiameter sekitar 5 cm ini dibalut sepuhan warna biru-emas di kedua sisinya, menghasilkan tampilan yang mewah dan resmi.

Sisi depannya memperlihatkan lambang PBB berwarna putih dengan latar belakang emas, dikelilingi tulisan ’75 Years Indonesia-UN’ dan siluet burung merpati di latar belakang biru. Sisi belakang token justru menampilkan warisan budaya Indonesia: ukiran gunungan wayang dan sepasang sayap burung dengan gambar awan di sekitarnya.

Kombinasi ini menegaskan integrasi budaya Indonesia dalam semangat perdamaian global PBB. Peluncuran tersebut menjadi pengingat bagi dunia tentang peran historis dan berkelanjutan Indonesia di kancah multilateralisme. (Lucas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *