Banyak yang memaknai rizki, semata-mata dari hasil bekerja dan usaha. Padahal bekerja merupakan ibadah sedangkan rizki urusannya Allah. Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan yang dijaminkan Allah adalah kekeliruan berganda.
Manusia banting tulang, peras keringat demi angka dan nominal gaji, yang mungkin esok lusa akan menjadi rebutan ahli waris. Hakekat rizki bukan yang tertulis pada angka, tetapi apa yang dinikmati.
Allah tetapkan sekehendak-Nya. Bolak balik 7 kali Shafa – Marwa, mencari air, justru air zam-zam muncul dari kaki bayinya. Ikhtiyar adalah perbuatan. Rizki itu kejutan. Rizki merupakan hak pakai yang akan ditanya, dari mana dan untuk apa. Halalnya dihisab. Haramnya diazab. Karena itu, jangan iri pada rizki orang lain. Jika iri, harus jugak iri pada takdir matinya.
Allah membagi rizki, jodoh dan usia ummat-Nya, tanpa tertukar satu sama lainnya. Bertawakal dan ridho pada ketentuan Allah, akan terasa cukup dan nikmat menjalani hidup. @HMT







